
Lombok Barat, NTB – Dalam upaya nyata mendukung program strategis pemerintah menuju swasembada pangan bergizi, jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Sekotong, Polres Lombok Barat, terus meningkatkan intensitas pendampingan kepada masyarakat petani. Fokus utama kali ini diarahkan pada optimalisasi lahan produktif dan pekarangan rumah sebagai lumbung pangan mandiri di tingkat desa.
Pada Rabu (31/12/2025), personil Bhabinkamtibmas Desa Pelangan melakukan aksi turun lapangan untuk memantau langsung aktivitas pertanian warga. Langkah ini bukan sekadar kunjungan rutin, melainkan bagian dari fungsi Polri dalam memberikan edukasi serta motivasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan potensi alam secara maksimal demi kesejahteraan ekonomi keluarga.
Monitoring Pemanfaatan Lahan Persawahan di Desa Pelangan
Kegiatan sambang desa tersebut difokuskan pada pemantauan warga yang tengah sibuk mengolah lahan persawahan. Memasuki akhir tahun, banyak petani di wilayah Sekotong yang mulai beralih fokus untuk menanam jagung sebagai komoditas unggulan. Tanaman ini dinilai memiliki ketahanan yang baik terhadap kondisi cuaca setempat serta memiliki nilai ekonomi yang stabil di pasar lokal maupun nasional.
Kehadiran Bhabinkamtibmas di tengah pematang sawah disambut baik oleh para petani. Selain memantau perkembangan tanaman, petugas juga berdialog mengenai kendala yang dihadapi petani, mulai dari ketersediaan pupuk hingga pola pengairan. Pendampingan ini diharapkan mampu meminimalisir risiko gagal panen dan memastikan target produksi pangan di wilayah Lombok Barat dapat tercapai dengan optimal.
Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Hortikultura
Selain memberikan perhatian pada sektor persawahan, Polsek Sekotong juga mendorong inovasi pertanian di lingkup rumah tangga. Petugas memberikan sosialisasi mengenai pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan yang selama ini mungkin belum tergarap maksimal. Warga diajak untuk menanam berbagai jenis tanaman hortikultura yang memiliki masa panen singkat namun bermanfaat tinggi untuk kebutuhan dapur sehari-hari.
“Kami terus mengimbau warga agar tidak membiarkan lahan pekarangan mereka kosong. Pemanfaatan lahan terbatas untuk tanaman seperti cabai, tomat, dan terong sangat efektif untuk menekan pengeluaran rumah tangga, sekaligus menjamin ketersediaan pangan bergizi bagi keluarga secara mandiri,” ungkap perwakilan Bhabinkamtibmas saat berinteraksi dengan warga Desa Pelangan.
Pernyataan Kapolsek Sekotong Terkait Program Swasembada Pangan
Kapolsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Polda NTB, Iptu I Ketut Suriarta, SH., M.I.Kom., menegaskan bahwa peran Polri dalam ketahanan pangan adalah bentuk sinergi mendukung visi pemerintah pusat. Menurutnya, ketahanan pangan yang kuat di tingkat desa merupakan fondasi utama bagi stabilitas nasional.
“Kami melalui fungsi Bhabinkamtibmas secara aktif melakukan monitoring dan pendampingan terhadap warga yang sedang memanfaatkan lahan persawahan mereka, khususnya yang saat ini mulai menanam jagung. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung program swasembada pangan bergizi yang dicanangkan pemerintah,” ujar Iptu I Ketut Suriarta dalam keterangan resminya, Rabu (31/12/2025).
Lebih lanjut, Iptu I Ketut Suriarta menekankan bahwa keterlibatan kepolisian tidak hanya berhenti pada pengawasan, tetapi juga edukasi berkelanjutan. Ia berharap masyarakat semakin sadar akan potensi lahan yang mereka miliki, baik itu lahan sawah maupun pekarangan rumah.
“Selain jagung, kami juga menggerakkan masyarakat untuk menanam tanaman hortikultura di pekarangan. Tujuannya jelas, agar kemandirian pangan ini benar-benar terasa dampaknya di masyarakat. Jika setiap rumah tangga mampu memproduksi kebutuhan pangannya sendiri, maka kesejahteraan masyarakat di wilayah Sekotong akan semakin meningkat,” tambahnya.
Mewujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Lombok Barat
Upaya yang dilakukan Polsek Sekotong ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Polres Lombok Barat untuk menjaga kondusivitas wilayah melalui pendekatan kesejahteraan. Dengan memastikan stok pangan aman dan masyarakat produktif, potensi kerawanan sosial dapat diminimalisir secara signifikan.
Kegiatan monitoring dan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi stimulan bagi desa-desa lain di wilayah Nusa Tenggara Barat untuk melakukan hal serupa. Melalui semangat gotong royong antara aparat keamanan dan petani, target Indonesia untuk mencapai kedaulatan pangan diharapkan dapat terwujud dalam waktu dekat, dimulai dari aksi nyata di tingkat desa.
